Ini foto saya saat sakit pinggang. Saya hanya bisa berbaring & kemana – mana harus pakai kursi roda.

Saya ingat sekali pada saat ingin naik ke kursi roda, pinggang ini pun terasa sangat sakit sekali.

Bukan hanya itu saja, saya menjadi sangat malu dan merasa sangat tak berdaya, selalu menganggu aktivitas istri dan anak – anak.

Saya mulai mencari cara bagaimana agar sakit pinggang ini bisa sembuh sehingga saya bisa melakukan aktivitas & kembali bersama keluarga.

Seluruh keluarga juga mencari cara agar bagaimana sakit pinggang saya bisa sembuh. Mereka mendatangkan ahli kusuk untuk datang kerumah.

Setelah dikusuk / di urut, bukan nya semakin baik tapi daerah pinggang saya menjadi lebih membengkak. Saya coba pakai ramuan – ramuan minyak urut juga tidak membaik. Aroma minyak yang sangat menyengat membuat saya menjadi alergi. Ruangan kamar menjadi sangat bau & kadang membuat ku menjadi mual.

Sampai suatu saat, aku memutuskan untuk cek ke rumah sakit. Setelah antri lama, saya diberikan kursi roda masuk ke dalam ruangan dokter.

Saya tidak sanggup berbicara akibat duduk antri terlalu lama sehingga jika saya berbicara pun pinggang ini terasa sangat sakit sekali.

Istri & anak saya yang berbicara kepada dokter kondisi saya waktu itu. Karena sudah 6 bulan lama nya saya merasakan sakit pinggang ini.

Lalu dokter menyarankan saya untuk melakukan scan agar mengetahui lebih lanjut apa yang terjadi.

Setelah scan, ternyata dokter mengatakan saya terkena Saraf Terjepit / HNP

Saya terkejut bisa terkena saraf terjepit. Dokter mengatakan bahwa saya terlalu banyak duduk & jarang olahraga. Apalagi usia sudah lebih dari 40 tahun. Saraf terjepit sering kali menghampiri mereka yang usia nya mulai menanjak 40 Tahun.

Setelah berkonsultasi, dokter memberikan resep obat untuk menahan sakit & saya melakukan Fisioterapi.

Saya beserta keluarga merasa lega karena seperti memiliki pertolongan terhadap sakit pinggang saya.

Saya mencoba konsumsi beberapa hari obat dokter tersebut, ternyata benar sakit saya hilang. Saya sudah bisa duduk di ranjang dan jalan perlahan – lahan.

Dalam hati saya mengucapkan banyak terima kasih, saya akan  bisa mengajar lagi sehingga dapat menyambung hidup keluarga & beraktivitas normal. Kebetulan di hari itu, murid – murid saya datang ke rumah untuk menjenguk saya & memberikan saya semangat.

Tetapi, saat itu saya sangat malu sekali karena saya tidak bisa banyak bergerak. Mereka datang dengan memberi saya buah – buahan, roti dan susu namun saya sebagai seorang guru ( orang yang lebih tua )  tidak dapat menjamu mereka dengan baik.

Untungnya mereka adalah anak – anak yang baik & pengertian sehingga saat saya mau memanggil istri saya agar membuat teh untuk mereka, mereka menolak nya.

Selang beberapa hari, obat saya habis & saya merasakan sakit pinggang nya lagi. Saya nanggis kuat karena kesakitan. Istri & anak saya melihat itu dan mereka memeluk saya.

Saya minta untuk ke dokter agar di periksa lagi. Saya merasa telah dibohongi oleh dokter tersebut & memberikan harapan palsu.

Setelah sampai ke tempat praktek dokter, saya menceritakan apa yang terjadi bahwa sudah memakan obat nya namun tidak membantu.

Dokter akhir nya jujur mengatakan kepada saya bahwa obat itu hanyalah pereda sakit. Jika ingin benar – benar sembuh, itu harus di operasi.

Setelah mendengar itu, tubuh saya bergetar. Saya tanyakan biaya nya, dan biaya nya ternyata sangat besar & tidak menjamin bisa berhasil juga. Itulah mengapa dokter tidak ingin memberitahu dari awal karena tidak ingin mematahkan semangat client nya.

Terpaksa saya harus memakan obat itu terus menerus serta menjalankan fisioterapi.

Sebenar nya hal itu sangat memakan  banyak waktu dan biaya karena seminggu 1x saya harus pergi fisioterapi & sangat tidak efisien. Disisi lain, terus memakan obat – obatan juga bukan lah hal yang bagus untuk ginjal.